Sabtu, 02 November 2013

NEGERI SINGA MEMANG PENUH PESONA


Berawal dari membaca tulisan di blog seorang teman yang mengulas tentang perayaan imlek di Singapura, sayapun menjadi terinspirasi untuk menulis hal yang serupa tentang pengalaman selama “berpetualang” negeri singa tersebut,  keinginan ini cukup berwalasan mengingat saya baru saja mengunjungi negeri ini bulan September yang lalu, sehingsga masih segar dalam ingatan berbagai kesan mengenai pengalaman mengunjungi berbagai tempat di  negeri tersebut.
Slama ini, berkunjung ke Singapura adalah angan-angan indah yang entah kapan terwujud. Awal terwujudnya semua ini bermula ketika evi adik perempuanku, pada sekitar bulan Juli 2013 (waktu itu bulan puasa) mengabarkan adanya promo maskapai Air Asia rute Bandung – Singapura PP dengan harga yang sangat menarik, jika dihitung total “hanya” sekitar Rp 940.000 per orang pulang pergi untuk jadwal keberangkatan kamis 5 september dan pulang hari sabtu 7 september 2013, harga tersebut jauh dibawah harga “normal” kebanyakan maskapai lain untuk rute yang sama.  Singkat kata, kamipun melakukan online booking tiket promo tersebut untuk 3 orang; saya, istri saya dan evi adik saya.
Setelah booking tiket pesawat via online, bulan berikutnya kami booking hotel via online juga. setelah searching-searching hotel berikut varian harganya kami memutuskan untuk memesan satu kamar dengan 3 bed di Ariana hotel kawasan Little India, lokasinya cukup strategis karena terletak tepat di depan Mustaf Centre pusat perbelanjaan terbesar di Singapura yang buka 24 jam sehingga mau membeli keperluan apapun gampang, dari keperluan sehari-hari seperti makanan, minuman, peralatan mandi sampai oleh-oleh tersedia di super market ini jam berapapun kami memerlukannya.  Selain itu, letak hotel ini cukup dekat dengan stasiun MRT Ferrer Park yang berjarak sekitar 300 meter, hanya perlu jalan kaki sekitar 5-10 menit, jadi mau pergi kemanapun kami tinggal berjalan kaki ke stasiun MRT ini.  Hanya sayangnya harga hotel di negeri ini memang terbilang mahal dibandingkan di negeri kita, tarif sewa di Ariana Hotel yang kami sewa untuk 2 malam ini (jika di-rupiah-kan) Rp. 2,2 juta, padahal hotel yang kami sewa ini cukup sederhana setara dengan hotel melati, bandingkan dengan di negeri kita dengan tarif yang sama pasti kita mendapatkan hotel bintang 4 atau 5! Tapi ya sudah tak apa-apalah, toh kalau dihitung-hitung, biaya liburan ke Singapura ini sama dengan dicicil 3 bulan; bulan pertama bayar tiket pesawat, bulan kedua bayar hotel dan bulan ketiga mempersiapkan uang bekal untuk disanha :) . 
Hari yang ditunggu-tunggupun tiba, kamis 5 September 2013 kami berangkat dari bandara 11Husein Sastranegara Bandung take-off  sekitar jam 11.05 WIB. Kami tiba di Changi Airport  sekitar jam 13.50 waktu Singapura setelah menempuh penerbangan selama sekitar1 jam 45 menit.  Setelah melewati imigrasi, kami berjalan mengikuti adikku evi (karena dia sudah dua kali ke Singapura sedangkan aku dan istriku baru pertamakali) menuju Sky Train yang membawa kami ke terminal 2 tempat stasiun MRT Changi berada. Sesampainya di stasiun MRT Changi, Evi yang berperan sebagai guide kami menyarankan membeli  Ez-link Card kartu prabayar untuk menaiki MRT seharga SGD 12 (SGD 1 = Rp. 9.000). Untuk menuju stasiun Farrer park, dari stasiun Changi kami harus dua kali transit stasiun, di stasiun City Hall dan di stasiun Dhoby Ghaut, baru bisa mencapai stasiun Farrer Park yang kemudian berjalan kaki menuju hotel kami. Awalnya saya masih merasa bingung dengan sistem rute MRT ini walaupun dibantu dengan melihat peta rute MRT yang diambil di airport tadi, tapi setelah mempelajarinya dan dibantu penjelsan dari evi, di hari kedua saya sudah bisa memahami rute tersebut termasuk ketika harus berpindah stasiun jika hendak menuju ke satu obyek wisata.  Setelah tiba di hotel pada jam 15.30, kami istirahat sejenak sekitar 1 jam sebelum memulai petualangan kami di negeri singa ini.

Tiba di Changi Airport
         
Sumasana didalam MRT

 Setelah beristirahat sejenak di hotel, petualangan di negeri ini pun dimulai sekitar jam 16.30 sore waktu setempat..  Kawasan yang pertama dikunjungi adalah Marina Bay, kawasan yang wajib dikunjungi oleh semua turis di negeri ini, karena di kawasan inilah terdapat patung Merlion yang terkenal itu, sehingga ada ungkapan "belum ke singapura kalau belum difoto di depan patung Merlion". Setibanya di stasiun MRT Raffles Place kami berjalan menyusuri trotoar di pinggiran sungai, setelah  kurang lebih 10 menit sampailah kami di kawasan Merlion Park, disana kami menikmati pemandangan sambil berfoto-ria selama sekitar 30 menit. 
Dari kiri ke kanan: Evi adikku, istriku dan aku berfoto didepan patung Merlion yang menjadi ikon Singapura.
Setelah puas berfoto-foto di patung Merlion kami melanjutkan perjalanan ke kawasan Marina Bay Sands Mall dari stasiun Raffles Place menuju stasiun Bayfront.  Sesampainya di stasiun Bayfront kami (lagi-lagi) berjalan kaki menuju Marina Bay Sands Mall sambil menikmati pemandangan sekeliling yang indah dan modern yang sayang untuk dilewatkan tanpa mengabadikannya dengan foto.  Marina Bay Sands Mall adalah sebuah Mall sekaligus hotel (kalo nggak salah, hehe..) yang sangat megah, modern dan indah, bangunannya berbentuk tiga buah gedung pencakar langit berjajar yang dihubungkan oleh bangunan menyerupai perahu raksasa di bagian atasnya. Masuk ke gedung ini kami langsung terpesona melihat keindahan dan kemegahan mall ini yang di lantai dasarnya terdapat "sungai" buatan yang diatasnya terdapat gondola-gondala seperti di kota Venezia, Italia. Kami langsung menuju foodcourt mall ini karena setelah lelah berjalan kaki kami merasa lapar. Karena ragu dengan ke-halal-an dengan makanan yang dijajakan disini, kami memilih counter yang menjual masakan padang saja :) dengan harga per porsi SGD 8 (mahal juga..).  Setelah makan, kami putuskan untuk nongkrong di halaman mall ini, ternyata pemandangan dari halaman mall ini sangat luar biasa, amazing...! Didepan kami terlihat hamparan perairan yang mempertemukan muara sungai dan teluk dengan panorama gedung-gedung pencakar langit yang memancarkan cahaya-cahaya indah yang menghiasi malam dan patung Merlion terlihat di seberang perairan sana. Satu lagi keberuntungan kami, malam itu kebetulan ada pertunjukan Laser Show yang spektakuler, sehingga malam itu menjadi malam yang sangat indah bagi kami.  Setelah menjalani "petualangan" indah di hari pertama itu, kamipun menuju hotel untuk beristirahat.
Marina Bay Sands Mall
Panorama malam yang indah di Marina Bay Sands Mall
       Hari kedua kami berencan mengunjungi kawasan Sentosa Island, Bugis, China Town dan Orchard road. Jadwal yang padat membuat kami harus berangkat lebih pagi karena khawatir MRT penuh sesak oleh orang-orang yang akan pergi bekerja dan anak-anak sekolah.  Sehingga jam 07.00 kami sudah berangkat tanpa sarapan dulu. Untuk menuju Sentosa Island, dari stasiun Farrer Park kita menuju ke stasiun MRT vivo city yang terletak di basement Vivo city mall, di mall tersebut kami menyempatkan dulu sarapan di Mc Donalds karena harganya yg hemat ("hanya"SGD 4) dan yakin halal. setelah itu kami menuju ke stasiun monorail yang menuju ke kawasan Sentosa yang terletak di bagian atas mall tersebut.  Dari sana kami naik monorail menuju stasiun yang paling akhir yaitu stasiun Beach, karena kami memang ingin mengunjungi pantai yang ada di kawasan Sentosa ini. Sesampainya di stasiun, kami terus berjalan ke arah Siloso Beach. Karena terbilang masih pagi, kawasan pantai ini masih terlihat sangat sepi, namun suasananya terlihat sangat rapi dan teratur ditambah dengan pemandangan pantai yang indah, bersih dengan pasir putihnya serta keberadaan dermaga yang mempercantik pantai tersebut sehingga membuat kami betah berlama-lama disini, baik untuk beristirahat maupun sekedar berfoto-foto.
Suasana Siloso Beach yang tenang, indah dan rapi di pagi hari.

       Setelah puas disana kami melanjutkan perjalanan menggunakan monorail menuju Universal Studio. Ketika turun dari stasiun monorail kami "disambut" oleh beberapa orang yang kami duga berwajah melayu, namun ternyata mereka tidak mengerti ketika kami berbicara dalam bahasa Indonesia, setelah melihat papan nama yang mereka kenakan tertulis nama "Alfredo", "Carlos", dan "Miranda", oh ternyata mereka orang-orang Filipina rupanya. Mereka mempersilakan kami untuk berpose di pojok yang telah mereka sediakan, mereka bilang "this is welcome photo..", tapi kami menolaknya, namun mereka memaksa kami untuk berpose dan mereka memotret kami. Setelah itu mereka mencetak foto kami dengan latar pemandangan-pemandangan yang menjadi ikon Singapura, dan sesuai dugaan, mereka meminta bayaran SGD 20 untuk selembar foto 10R atau SGD 25 untuk 2 lembar. Ya sudah karena nggak mau berdebat panjang, kami membayar SGD 25 untuk 2 lembar foto meski dengan persaan gondok. Sambil berlalu dengan rasa gondok saya berkata ke arah mereka "cheat..! (curang..!)" mereka hanya membalas dengan senyuman penuh kemenangan :(  . Di area Universal Studio ini kami berjalan-jalan menikmati suasana yang cukup ramai dan semarak oleh berbagai ornamen-ornamen yang menghiasi kawasan ini. Namun sayang, hujan gerimis turun ditengah-tengah kami menikmati suasana ini. Setelah berfoto-foto di Globe raksasa yang menjadi ikon Universal Studio kami mengunjungi Candylicious, sebuah supermarket yang khusus menjual beraneka permen dan coklat yang tak jauh dari lokasi itu, dan kamipun berbelanja sedikit oleh-oleh di toko tsb.
Berfoto di depan ikon Universal Studio

       Dari kawasan Sentosa kami melanjutkan "petualangan" ke kawasan Bugis menggunakan MRT, karena stasiun MRT Bugis ini nyambung langsung ke Mall Bugis Junction, otomatis kami langsung berjalan-jalan di mall tersebut sambil melihat-lihat beraneka barang yang dijajakan di mall yang cukup besar ini sambil menuunggu reda gerimis yang semenjak dari kawasan Universal Stodio tadi selalu "menyertai" kami. Setelah gerimis reda kamipun langsung menuju Bugis Market pusat penjualan oleh-oleh khas Singapura dengan harga yang murah.Di tempat ini terdapat banyak kios-kios yang menjual oleh-oleh khas negeri ini dengan harga yang sangat terjangkau seperti gantungan kunci, guntung kuku, asbak, kaos dan lain-lain. Kamipun asyik dan anteng memilih dan membeli berbagai macam oleh-oleh untuk keluarga, teman dan saudara di tanah air. Setelah puas berbelanja oleh-oleh kamimemutuskan untuk pulang dulu ke hotel untuk shalat, berganti pakaian yang agak basah oleh gerimis dan menyimpan isi tas kami yang sudah berat karena "memborong" oleh-oleh. :) 
       Setelah selesai 'singgah' dulu di kamar hotel, sekitar jam 13.30 kami melanjutkan perjalanan, kali ini tujuan kami adalah China Town.  Kami berjalan menyusur Syed Alwi road tempat hotel kami berada, menyusuri 'emperan' Mustafa Centre berbelok ke kanan ke Verdun road kemudian belok kiri menyusuri Kitchener road, diperempatan antara Kitchener road dengan Serangoon road ada sebuah rumah makan India dan kamipun memutuskan untuk makan siang dulu disitu. Saya memilih menu nasi kebuli dengan chicken curry seharga SGD 5, rasa chicken curry-nya lumayan enak dan diterima lidahku walau ada aroma rempah yang aneh terasa di lidah, karena memang masakan-masakan India dan Arab kental dengan aroma rempah yang terasa 'aneh'. Setelah makan siang kami menyebrangi Serangoon road dan masuk menuju City Square Mall karena salah satu akses menuju stasiun MRT Farrer Park terdapat di bagian basement mall ini. Alasan lain kenapa kami melalui mall ini karena istriku dan adikku evi ingin mengunjungi toko tas Charles and Keith yang ada di mall ini. Setelah memilih dan membeli tas di toko tersebut kami langsung menuju basement untuk kemudian menuju stasiun MRT Farrer Park dengan tujuan China Town.
       Sesampainya di stasiun MRT China Town kami langsung naik keatas ke merchandise market yang menjual beraneka cendera mata khas Singapura dan juga barang-barang yang bernuansa China.  Kamipun langsung terlena untuk memilih barang-barang yang menarik untuk dijadikan oleh-oleh.  Setelah sekitar 1 jam memilih berbagai barang yang menarik untuk oleh-oleh, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju kawasan Orchard Road menggunakan MRT karena hari sudah mulai sore
Suasana di Merchandise Market China Town
              Sampai di Orchard road kami langsung nongkrong dulu di depan salah satu mall disini, menikmati suasana orchard road menjelang sore hari yang ternyata sangat ramai dan hiruk pikuk dengan orang-orang yang berbelanja, nongkrong ataupun sekedar jalan-jalan, suasana ramai seperti ini bisa dimaklumi mengingat saat itu adalah jumat sore menjelang weekend, dan kawasan ini menjadi salah satu tujuan jalan-jalan favorit bagi warga Singapura. Di Orchard road ini terdapat banyak mall-mall yang berjajar dengan gedung/bangunan yang besar, megah dan modern, saya jadi berpikir dengan banyak berjajarnya mall besar yang menjajakan barang-barang bermerek dunia dengan harga supermahal tapi kenapa tetap saja laku dan ngga ada yang bangkrut ya? hehe..


Suasana jalanan Orchard Road yang terkenal itu
Setelah nongkrong kami memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri Orchard road yang ramai ke arah timur jalan tersebut menujut stasiun MRT Sommerset untuk kembali ke kawasan Little India tempat kami menginap. Namun ketika asyik melihat-lihat barang-barang elektronik yang dipajang di etalase sebuah toko, aku menoleh kedepan ternyata istri dan adikku telah menghilang dari pandanganku, aku terpisah sendirian..! Aku lihat ke sekelilingku orang-orang begitu ramai berlalu-lalang, sulit sekali mencari orang dalam situasi seperti ini. Aku mulai panik, kemana ku harus mencari, karena kami tidak bisa menghubungi handphone kami satu sama lain akibat tidak mengaktifkan fitur international roaming maupun kartu seluler lokal karena tadinya kami pikir itu tidak perlu mengingat kami akan terus-terusan bersama, jadi buat apa menelpon? aku bingung harus mengambil keputusan apa. Jika kembali ke belakang, takutnya sudah didepan, jika maju kedepan takutnya masih di belakang dan jarak diantara kami semakin jauh. Akhirnya kuputuskan untuk mencari kearah depan. Dengan langkah tergesa aku terus maju kedepan sambil melihat-lihat siapa tahu aku menemukan mereka berdua, tapi ternyata setelah sampai di pintu mall yang menuju stasiun sommerset belum juga kutemukan. Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke hotel, karena pasti cepat atau lambat toh nanti mereka berdua akan kembali ke hotel, dan yang membuat aku tenang, adikku kan sebelumnya sudah dua kali ke Singapura pasti dia sudah tahu persis cara jalan pulang ke hotel, namun justru aku takut kalau mereka berdua terus mencariku dan mengkhawatirkan aku kalau-kalau aku nyasar di negeri orang.  Di stasiun Sommerset aku nggak langsung naik MRT, tapi melihat-lihat dan menunggu siapa tahu bisa bertemu mereka berdua, namun setelah menunggu sampai tiga kali MRT datang dan pergi, aku memutuskan naik MRT menuju hotel. 
Sesampainya di Farrer Park aku langsung berjalan tergesa menuju hotel, setibanya di hotel aku langsung tanyakan pada reseosionis apakah adik dan istriku sudah tiba di hotel, setelah dia mengecek ternyata mereka berdua belum ada di kamarnya. Akupun hanya bisa pasrah menunggu di ruang loby sambil melepas lelah dan menenangkan diri.  Setelah menunggu hampir 2 jam akhirnya mereka berdua datang ke hotel dengan langkah gontai dan kelelahan. Setelah saling menceritakan kronologis kejadian, kamipun sepakat untuk beristirahat dulu di kamar.  Setelah beristirahat dan Shalat Magrib di hotel kami melanjutkan jalan-jalan dan shoping (khusus para cewk) di seputaran Mustafa Centre dan dilanjutkan makan malam di rumah makan india yang ada di jalan Syed Alwi Road tersebut untuk kemudian kembali ke hotel untuk beristirahat.
       
       Hari ketiga, hari terkahir kami di Singapura. Sebelum check-out jam 10 nanti, kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu sambil menunggu waktu  check-out sekalian mencari sarapan.  Kami putuskan untuk mengunjungi kawasan Kampong Glam dimana terdapat Masjid Sultan yang cukup terkenal itu. Dari Syed Alwi road kami berjalan sekitar 50 menit menuju Jalan Besar (memang begitu nama yg tertera di plang) lalu naik taksi ke kawasan tersebut dengan tarif SGD 4. Sesampainya disana kami berfoto-foto dengan latar belakang Masjid Sultan, suasana di tempat ini masih sepi karena memang masih pagi.  
Di kawasan Kampong Glam ini terdapat perkampugan Arab yang terletak di Arab street, Baghdad street dan nama-nama berbau arab lainnya.  Selain kampung Arab, di Kampong Glam juga terdapat perkampungan orang-orang melayu,sehingga kami banyak menemui orang-orang etnis melayu dan kedai-kedai yang menawarkan menu makanan melayu.  Hal ini tentu mebuat kami senang, betah dan nyaman berada di kawasan ini, karena kami merasa kangen dengan orang-orang yang "satu ras" dengan bahasa yang hampir sama dan dengan makanan yang tidak asing bagi kami setelah selama 2 hari kami terus-terusan bertemu orang-orang "asing", makanan "asing" dan bahasa "asing".
Kami langsung sarapan di "Kampong Glam Cafe" dengan menu yang "akrab" seperti nasi lemak (nasi uduk kalau di pulau jawa), ikan goreng, telor, bolu ketan dan teh tarik. hmm.. suasananya begitu santai dan akrab.
Didepan Sultan Mosque

Sarapan di "Kampong Glam Cafe" orangnya,makanannya serasa bukan di luar negeri :) 
 Sehabis sarapan kami berjalan-jalan sebentar di sekitaran Arab street, disini terdapat beberapa toko pakaian muslim dan berbagai ornamen bernuansa dan bertulisan Arab.  Karena waktu check-out sudah mepet, kami putuskan untuk kembali ke hotel menggunakan taksi.
       
       Setelah beres-beres semua barang, kami check-out dari Arianna Hotel dan kemudian menuju bandara menggunakan MRT. Setelah tiba di stasiun MRT Changi kami langsung menuju Skytrain, semacam kereta gantung yang menghubungkan Terminal 1,2 dan 3 Airport ini.  Setelah naik Skytrain dan sampai di Terminal 2 Changi Airport kami langsung menuju check-in counter Air Asia untuk mendaftarkan bagasi, lumayan antri sih.. Setelah beres dari situ, kami langsung bergegas ke ruang tunggu untuk menunggu boarding time yang sudah mepet, untuk kemudian pulang ke tanah air.

       Demikian cerita pengalamanku dalam "menjelajahi" negeri Singapura yang sangat berkesan bagi kami.  Tak ada maksud lain selain mencoba berbagi pengalaman dan memberi informasi bagi teman-teman yang akan berangkat kesana. sekian..


Jumat, 04 Oktober 2013

Hai semua..

Perkenalkan saya Arief Daniawan, ini adalah blog pertama saya, sederhana memang, karena memang saya memang pemula alias newbie dalam dunia "per-blog-an"ini, dan ini adalah postingan pertama saya sebagai perkenalan alias "mukadimah" :) .
Alasan saya membuat blog ini berawal dari ketertarikan saya melihat blog orang-orang baik yang terkenal maupun teman atau saudara.  Tujuan saya juga nggak jauh beda odengan yang lain, yaitu menjadi media untuk mengekspresikan pikiran maupun perasaan
 dan membahas hal-hal sifatnya aktual.
So, saya sangat membutuhkan saran, masukan maupun "petunjuk" dalam mengelola blog ini.
Demikian my first simple posting, terima kasih..